Medan, 19 Juni 2025 – PT Bank Mestika Dharma Tbk (“Bank Mestika”) telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari Kamis, 19 Juni 2025, bertempat di JW Marriott Hotel, Medan.
Tahun 2024 adalah tahun yang penuh tantangan akibat ketidakpastian ekonomi global dan ekonomi Indonesia yang penuh gejolak terutama akibat pengaruh Pemilu dan Pergantian Pimpinan tertinggi di Republik Indonesia. Perseroan harus merumuskan strategi bisnis yang tepat dan responsif guna menyiasati dinamika pasar agar mampu meningkatkan kinerja dan membukukan keuntungan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Kondisi perekonomian global pada tahun 2024 masih lemah, jauh dibawah pertumbuhan sebelum masa pandemi yang sebesar 3,8%. Hal ini terihat dari estimasi yang diberikan oleh Bank Dunia, yakni pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 sebesar 3,2%, lebih besar dari pertumbuhan tahun 2023 sebesar 2,8%. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global tersebut antara lain berasal dari tensi geopolitik yang naik akibat adanya eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok yang terus berlanjut sejak tahun 2018. Salah satu kebijaksanaan Presiden Amerika Serikat saat itu adalah menaikkan tarif impor untuk berbagai produk Tiongkok seperti kendaraan listrik, baja, aluminium, dan lain-lain. Sebagai balasan, Tiongkok juga memberlakukan tarif untuk ekspor komponen penting seperti bahan baku untuk semi konduktor dan drone ke Amerika Serikat.
Disamping itu, adanya kebijakan fiskal AS dalam mengatasi defisit anggaran federal AS naik menjadi 6,4% dari PDB, naik dari 4,6% pada tahun 2019. Defisit yang tinggi ini menimbulkan kekhawatiran di pasar obligasi global dan meningkatkan volatilitas pasar keuangan dunia.
Dampak ekonomi global terhadap ekonomi Indonesia pada tahun 2024 cukup signifikan sehingga mempengaruhi pertumbuhan , stabilitas nilai tukar dan neraca perdagangan. Perlambatan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama Indonesia seperti TIongkok dan Eropa menyebabkan penurunan terhadap ekspor Indonesia. Hal ini berdampak pada sektor-sektor utama seperti manufaktur dan pertambangan serta menyebabkan penurunan harga komoditas andalan Indonesia
Dari sisi Indonesia, perekonomian di tahun 2024 tumbuh sebesar 5,03% berada pada persentase pertumbuhan yang sama seperti tahun 2023. Kondisi ekonomi tumbuh, namun masih berada dalam kerentanan dinamika yang berasal dari eksternal maupun internal. Selain itu, Indonesia menghadapi tahun politik yang merupakan momentum penggantian Presiden Republik Indonesia. Pesta demokrasi ini meningkatkan pertumbuhan dari sisi belanja kampanye politik dan pemilu, walau dari sisi investor masih menahan investasinya menunggu arah kepemimpinan Presiden Indonesia terpilih.
Di akhir tahun 2024 juga muncul isu kenaikan Pajak Pertambahan Nilai menjadi 12 % dan terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat menyebabkan investor memilih memindahkan dana dan berinvestasi di Amerika Serikat yang lebih menguntungkan. Ekonomi tumbuh namun tetap dibayangi kerentanan dengan kondisi perekonomian global di tahun 2025.
Pada tahun 2024, aset Perseroan tumbuh 3,25% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Disokong oleh pertumbuhan kredit sebesar 15,3% di tahun 2024, dan adanya pertumbuhan surat berharga repo di tahun 2024.
Liabilitas Perseroan meningkat sebesar 3% Tahun 2024 yang lalu, Perseroan mendapatkan realisasi dari surat berharga repo dan peningkatan simpanan dari bank lain, ekuitas Perseroan tumbuh 3,7%.
Pencapaian Dana Pihak Ketiga pada tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 0,94% atau sebesar Rp 10,2 triliun dibanding pada pencapaian Desember 2023. Laba bersih Perseroan juga terkontraksi 3% dengan pencapaian sebesar Rp 403 miliar dibandingkan dengan pencapaian laba pada tahun 2023 sebesar Rp 417 miliar yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga pinjaman. Sepanjang tahun 2024, persaingan antar bank merebut dana masyarakat sangat tinggi yang didominasi oleh Bank KBMI 3 dan 4 yang memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan Bank KBMI 1 dan 2.
Rasio keuangan Perseroan terjaga dengan baik, strategi yang ditetapkan Direksi mampu menjaga likuiditas dan kualitas keuangan tetap berada dalam pengelolaan yang prudent dan tidak melewati ambang batas yang ditentukan oleh regulator.